Bayi tidak akan kekurangan ASI walau sedang berpuasa, pada dasarnya puasa hanya mengubah jadwal makan.
Ibu menyusui diberikan pilihan untuk berpuasa atau tidak selama bulan Ramadhan. Jika memilih tidak, kebanyakan beralasan bahwa puasa sebulan akan menurunkan produksi ASI. Seperti yang kita tahu, ASI harus selalu lancar agar dapat memenuhi kebutuhan nutrisi sang bayi. Alasan lainnya, kegiatan menyusui yang menguras tenaga akan membuat ibu makin lemas dan tak kuat berpuasa. Maklumlah, beberapa saat setelah menyusui biasanya ibu merasa lapar, bukan?
Semua kekhawatiran itu wajar saja adanya, tapi sebenarnya tak beralasan sama sekali. Seperti dikatakan dr. Etiza Adi Murbawani, M.Si., secara klinis, kegiatan puasa hanya mengubah jadwal makan. Yang berubah hanya waktu makannya saja, kok. Sementara, asupan makanan yang dikonsumsi ibu menyusui selama berpuasa bisa dibuat sama dengan saat tidak berpuasa, yaitu gizi seimbang dengan komposisi 50% karbohidrat, 30% protein, dan 10-20% lemak.
TAMBAH KALORI
Hanya saja, tambah staf pengajar pada Program Studi Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro, Semarang ini, ibu menyusui membutuhkan kalori yang lebih besar. “Untuk memproduksi ASI se-banyak 850 cc, ibu perlu menambahkan kurang lebih 1000 kalori dari kebutuhan wanita dewasa normal. Semua itu diperlukan untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas ASI, sekaligus memulihkan kesehatan usai persalinan.”
Dengan berpatokan pada angka kebutuhan tersebut, selama berpuasa, ibu hanya perlu mengubah jadwal makan saja. Jika ibu menyusui terbiasa makan dengan porsi sedikit tapi sering, maka di bulan Ramadan porsi yang sedikit itu harus ditambah. Alasannya, acara makan berat di bulan tersebut cuma dilakukan pada saat berbuka dan sahur. Etiza menganjurkan untuk menyantap dulu makanan pembuka yang manis-manis guna menghindari mual. Setelah salat Magrib, barulah mengonsumsi makanan berat.
Jika ibu tak dapat sepenuhnya menambah porsi dalam sekali makan, maka yang dapat dilakukan adalah mengganti satu kali makan berat porsi normal dengan dua kali makan berat porsi kecil. Caranya, saat berbuka puasa, mulailah dengan makanan pembuka lalu salat Magrib. Usai salat Magrib, lanjutkan makan besar dengan porsi kecil. Setelah itu ibu melakukan salat Tarawih. Selesai salat, ibu menggenapi makan besarnya dengan porsi kecil kedua. Dengan demikian, kebutuhan porsi makannya tetap terpenuhi di waktu berbuka.
PERBANYAK CAIRAN
Sejak waktu berbuka hingga sahur, Etiza menyarankan agar ibu menyusui banyak-banyak meneguk cairan. “Cairan itu bisa berasal dari air putih, buah-buahan, dan susu.”
Khusus susu, Etiza sangat menganjurkan ibu menyusui untuk mengonsumsinya. Kandungan kalsium pada susu sangat berguna untuk kebutuhan ibu dan bayi. “Namun, jangan langsung minum susu begitu tiba waktu berbuka karena dapat menyebabkan mual. Sebaiknya susu diminum setelah menyantap makanan kecil. Satu gelas lagi diminum menjelang tidur malam. Kemudian satu gelas lagi saat sahur.” Jika tetap terasa mual, disarankan untuk minum susu kedelai.
BARENGI ISTIRAHAT
Kala berpuasa, jika ibu merasa sangat lemas sehabis menyusui, maka beristirahatlah. Entah dengan cara tidur atau sekadar relaks menenangkan pikiran. Ingat, sukses tidaknya menyusui, salah satunya dibarengi dengan pikiran yang tenang dan positif. “Kalau ibu menyusui yang berpuasa yakin tak akan merasa lemas, maka ia tak akan lemas. Dan jika ia yakin bisa memberikan ASI selama puasa, maka ASI-nya juga akan keluar terus.”
Apalagi pengeluaran ASI juga dipengaruhi oleh isapan bayi. Semakin sering diisap, produksinya akan semakin banyak. Jadi, bila selama puasa ibu tetap rajin menyusui, ASI akan tetap lancar.
Menurut Etiza, ASI yang tak keluar penyebabnya lebih sering berkaitan dengan kondisi psikis ibu semisal stres. “Justru kalau di bulan puasa ibu banyak beribadah dan berdoa dengan tenang sembari tetap menyusui dan yakin kegiatan puasa tak akan menghalangi pemberian ASI, niscaya kandungan dan jumlah ASI tak akan berpengaruh pada bayi. ASI tetap akan lancar.”
Penting! Perlu di ingat, mendapatkan ASI adalah hak bayi. Jadi, dahulukan kepentingannya. Bagaimanapun, berpuasa bagi ibu menyusui adalah pilihan. Jika tidak sanggup menjalaninya, ibu dapat menggantinya dengan bentuk ibadah yang lain. Namun, jika tetap ingin menjalani keduanya, ikuti kiat tadi. Kuncinya cuma asupan gizi yang baik dan tepat, juga pikiran yang positif.
CONTOH MENU DAN JADWAL MAKAN SELAMA PUASA
Sahur:
- 1 gelas susu
- 1 porsi nasi putih
- 1 porsi ampela ati masak kecap
- 1 porsi urap sayuran
- 2 potong tempe bacem
- Potongan buah mangga atau sebuah jeruk pontianak ukuran besar
- 3 gelas air putih
Buka puasa:
Pukul 18.00 (setelah bedug tanda buka puasa)
- 1 gelas teh manis
- 1 kroket ragut atau camilan berkarbohidrat
- 1 gelas jus semangka atau jus pepaya
Pukul 19.00 (setelah salat Magrib)
- 1 gelas susu
Pukul 20.30 atau 21.00 (setelah salat salat Isya dan Tarawih), makan malam terdiri atas:
- 1 porsi nasi putih
- 1 porsi daging sapi bumbu bali atau masakan daging, ayam, dan ikan lainnya
- 2 tahu goreng atau tempe goreng tepung
- 1 porsi tumis kacang panjang dan tauge atau capcay
- 1 buah apel atau pisang
> – Pukul 22.00 (menjelang tidur)
- 1 gelas susu
Catatan:
- Tambahan sekitar 300-500 kalori setiap hari dapat diperoleh dengan cara minum teh manis atau mengonsumsi makanan pembuka yang manis seperti semangkuk kolak pisang atau segelas es cendol yang bernilai 280-300 kalori. Dengan begitu, kebutuhan kalori yang sangat penting bagi ibu menyusui tetap dapat terpenuhi.
- Di waktu berbuka sampai menjelang tidur, ibu menyusui sebaiknya mengonsumsi air putih sebanyak yang mampu dilakukan. Begitu pun saat sahur.
Sumber : rahasiakeluarga.com