Cacar air sangat mudah menular, baik melalui kontak langsung, percikan ludah, maupun lewat udara. Pasien dapat menularkan penyakit sejak 48 jam sebelum muncul bintil, selama periode pembentukan lesi kulit (vesikel), dan hingga semua vesikel telah berkrusta (sampai 1 minggu sejak bintil-bintil muncul di tubuh). Cacar air dapat mengenai semua umur, namun gejalanya lebih berat bila terjadi pada remaja dan orang dewasa dibandingkan bila terjadi pada bayi dan anak.
Gejala dimulai dengan keluhan tidak khas seperti lesu, kurang nafsu makan, demam, sakit kepala, dan nyeri otot. Gejala tersebut mungkin berlangsung sampai 1-2 hari sebelum terjadi ruam kulit berupa bintil-bintil kecil berisi cairan, dimulai dari kulit wajah atau badan kemudian dengan cepat menyebar ke seluruh tubuh, dapat pula mengenai selaput lendir mulut (faring) dan/ atau vagina. Dalam waktu 1-2 hari bintil menjadi keruh, kemudian mengering dan mengelupas. Timbul rasa gatal dan anak menjadi gelisah.
Meskipun umumnya kasus cacar air berlangsung ringan, namun dapat pula terjadi komplikasi serius, berupa radang selaput otak, paru, dan hati, terutama pada pasien yang sistem kekebalan tubuhnya turun seperti pasien HIV/ AIDS, mendapat terapi steroid jangka panjang, atau pasien kanker yang mendapat kemoterapi. Cacar air pada bayi baru lahir dapat berat dan berkaitan dengan laju kematian yang tinggi, jika penyakit ini baru timbul pada ibunya dalam 5 hari menjelang persalinan atau dalam 48 jam sesudahnya, oleh karena pada kondisi ini bayi tersebut tidak mendapatkan zat kekebalan perlindungan (antibodi) melalui ari-ari (plasenta), di samping sistem kekebalan tubuh bayi baru lahir belum sepenuhnya matang.
Bekas bintil dapat terlihat sampai beberapa minggu, namun kemudian berangsur-angsur menghilang tanpa sisa. Bila ruam kulit digaruk, dapat timbul infeksi kulit dan meninggalkan bekas pada kulit. Infeksi sekunder oleh bakteri dapat dicegah dengan perawatan kulit yang baik termasuk mandi setiap hari dan memotong kuku tangan.
Seseorang yang telah terkena cacar air akan memeroleh kekebalan seumur hidup. Walaupun demikian, pada saat dewasa dapat timbul reaktivasi virus Varicella-zoster laten yang bermanifestasi sebagai penyakit herpes zoster. Diduga pada saat menderita cacar air, virus Varicella-zoster menginfeksi bagian saraf ganglia dorsalis kemudian berdiam terus secara laten di sana sampai timbul reaktivasi. Dengan demikian, penderita herpes zoster juga dapat menularkan penyakitnya kepada orang lain sebagai cacar air.
Umumnya pengobatan tidak diperlukan bila bintil hanya sedikit. Obat antivirus jika diperlukan dapat diberikan, namun harus diberikan segera setelah bintil-bintil keluar. Acyclovir 20 mg/kg BB setiap 6 jam, dapat bermanfaat untuk penderita berusia <12 tahun jika diberikan <24 jam sejak timbulnya lesi kulit, sedangkan untuk remaja dan dewasa dengan dosis 800 mg, 5 kali sehari, selama 5-7 hari. Dapat pula ditambahkan krim berisi antivirus untuk dioleskan pada lesi kulit.
Imunisasi cacar air dapat diberikan untuk mencegah penyakit cacar air. Imunisasi ini cukup diberikan sekali seumur hidup dan dapat diberikan setiap saat. Walaupun demikian, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menganjurkan pemberiannya pada usia 12 tahun. Hanya sebagian kecil anak yang sudah mendapat imunisasi cacar air dapat menderita cacar air, tetapi cacar air yang diderita hanya ringan dan lebih cepat sembuh.
6 komentar:
Very good facts, may be superior further
Cheers just for this posting H I enjoy it!!
thank you for visiting and please support
The strategies presented are usually therefore true
Intriguing understand, kind regards! My partner and i finally catch the best ikon.
How do you jailbreak an iphone? My partner and i noticed it had been quick?
Post a Comment