Sembelit atau buang air besar (BAB) tidak lancar atau dalam istilah medis disebut sebagai konstipasi, merupakan gejala yang seringkali dikeluhkan pasien, yang mencerminkan asumsi subyektif terhadap adanya gangguan fungsi usus besar. Dalam praktik di klinik, konstipasi umumnya didefinisikan sebagai frekuensi BAB kurang dari 3 kali dalam seminggu. Keluhan ini terutama terjadi pada anak-anak dan orang berusia lanjut.
Terdapat berbagai macam penyebab sembelit, namun penyebab tersering adalah faktor fungsional atau tidak diketahui penyebabnya (idiopatik). Sembelit yang berkepanjangan atau berlangsung lama dapat menurunkan kualitas hidup seseorang dan mungkin menunjukkan adanya masalah medis serius sebagai penyebab, seperti gangguan pergerakan (dismotilitas) usus besar atau tumor.
Proses BAB meliputi pergerakan tinja di dalam usus besar menuju lubang pelepasan (anus), mengenali adanya tinja di dalam bagian akhir usus besar (rektum), dan kesadaran untuk melakukan BAB. Konstipasi secara garis besar dapat disebabkan oleh hambatan aliran tinja di dalam usus besar (akibat kelainan anatomi atau fungsi) atau kurangnya aktivitas pergerakan usus besar (akibat efek samping obat, penyakit metabolik atau penyakit saraf/ otot yang menimbulkan hambatan pergerakan usus besar)
Faktor subyektivitas adanya sembelit cukup tinggi mengingat persepsi pasien mengenai sembelit sangat bervariasi. Keluhan sembelit yang dirasakan pasien tidak hanya keluhan obyektif berupa frekuensi BAB yang jarang, namun juga keluhan subyektif yang meliputi perasaan BAB yang tidak lampias, mengedan jika BAB, kembung atau nyeri perut, tinja yang keras atau kecil-kecil, atau perlu bantuan dalam mengeluarkan tinja dengan mengorek tinja dengan tangan. Oleh karena itu, terdapat Konsensus Internasional yang menyepakati definisi dari konstipasi fungsional pada orang dewasa, bayi dan anak kecil sebagai panduan dalam menegakkan diagnosis dan tatalaksana sembelit.
0 komentar:
Post a Comment