Subscribe:

Tentang Template :

Imunisasi pada Bayi dan Anak Part 3

Pada bagian yang lalu telah dibahas mengenai penyakit difteria dan pertusis yang dapat dicegah dengan imunisasi. Topik selanjutnya yang akan diulas dalam tulisan ini adalah mengenai penyakit tetanus, polio, dan hepatitis B.


Tetanus


Penyakit yang disebabkan oleh kuman tetanus ini dapat terjadi pada semua usia. Kuman tersebut dapat menimbulkan infeksi pada tubuh kita melalui luka -terutama luka yang dalam dan kotor-, luka bakar yang berat, bekas potongan tali pusat bayi, dan telinga yang bernanah (congekan).


Gejala awal tetanus pada bayi berupa mulut yang terkancing, tidak mau menetek, dan biasanya disertai dengan demam (bisa demam ringan hingga demam tinggi). Kejang pada otot wajah membuat mulut bayi yang belum memiliki gigi seperti mencucu, mirip mulut ikan. Selanjutnya timbul kejang dan tubuh menjadi kaku hingga sulit bernapas. Sementara tetanus pada anak menimbulkan gejala yang bervariasi tergantung pada derajat penyakitnya. Mulai dari hanya kekakuan tanpa kejang yang berarti, misalnya kekakuan pada otot-otot mulut sehingga mulut sulit dibuka (trismus), hingga kekakuan pada tubuh dengan perut yang sangat keras seperti papan dan kejang berat yang timbul berulang, baik kejang yang terjadi spontan maupun dirangsang (oleh suara, cahaya, dan sebagainya).


Komplikasi yang dapat terjadi akibat tetanus adalah infeksi paru dan kejang yang sulit diatasi. Selain itu, dapat timbul kekurangan cairan dan makan akibat kekakuan otot-otot mulut yang menyebabkan penderita sulit untuk makan dan minum.



Polio


Virus polio ditularkan melalui air atau makanan yang tercemar dan biasanya menyerang bayi atau balita. Bayi atau anak yang terkena infeksi virus polio tidak selalu akan menjadi sakit dan mengalami kelumpuhan. Sebagian besar anak yang terinfeksi bahkan tidak bergejala atau hanya memberikan gejala yang tidak khas sehingga tidak didiagnosis sebagai polio dan disebut sebagai polio yang tidak menyebabkan kelumpuhan. Pada sebagian kecil kasus, timbul gejala yang awalnya tidak khas berupa demam, nyeri otot, sakit kepala, kaku di leher dan punggung, serta dapat disertai diare dan muntah. Penderita tidak mau makan dan perasaannya terhadap sentuhan atau rabaan meningkat. Dalam beberapa hari kemudian timbul kelumpuhan pada tungkai, yang tidak simetris antara yang kanan dan yang kiri, sehingga disebut penyakit polio yang menyebabkan kelumpuhan.


Sebagian besar penderita penyakit polio akan sembuh, namun menimbulkan gejala sisa berupa kelumpuhan yang menetap pada jenis polio yang menyebabkan kelumpuhan.



Hepatitis B


Hepatitis B adalah penyakit radang hati yang disebabkan oleh virus hepatitis B. Virus ini ditularkan melalui kontak darah, jarum suntik, dan transfusi darah yang tercemar virus hepatitis B, serta melalui hubungan kelamin dan penularan dari ibu kepada janin pada saat di dalam rahim atau pada saat melahirkan.


Sebagian besar kasus infeksi hepatitis B tidak menimbulkan gejala. Bila ada gejala, acapkali gejalanya tidak khas, berupa mual dengan atau tanpa muntah, tidak nafsu makan, nyeri perut, lesu, sakit kepala, nyeri pada sendi, dan timbul kuning pada badan atau mata dengan air seni yang berwarna gelap seperti air teh. Walaupun demikian, pada sebagian kecil kasus, dapat timbul penyakit hepatitis B yang berat hingga menimbulkan kematian.


Penyakit hepatitis B dapat menjadi menahun (kronik), sehingga meskipun tampaknya anak menjadi sehat kembali, proses peradangan masih berlangsung dalam sel-sel hati. Lama kelamaan, dalam kurun waktu belasan hingga puluhan tahun kemudian sejak terjadinya infeksi hepatitis B, hati menjadi mengkerut (sirosis hati) dan dapat berkembang menjadi kanker hati.

0 komentar:

Post a Comment