Imunisasi adalah pemberian vaksin pada tubuh seseorang untuk memberikan perlindungan kepada kekebalan tubuh. Sangat penting untuk mencoba menghindari pajanan infeksi yang dapat berbahaya bagi ibu dan janin selama kehamilan. Vaksinasi juga penting dilakukan bagi pasangan yang merencanakan kehamilan. Imunisasi yang rutin dilakukan selama kehamilan sebaiknya ditunda sampai triwulan kedua atau ketiga karena kemungkinan teratogen (membuat cacat) bagi janin. Waktu terbaik untuk membicarakan tentang imunisasi adalah ketika sedang merencanakan kehamilan. Apabila ketika sedang hamil seorang wanita terkena penyakit tertentu maka tergantung dari situasinya, apakah akan diberikan vaksinasi dipertimbangkan dari untung dan ruginya.
Jenis imunisasi Yang Dibutuhkan Wanita Hamil
Tetanus (Tetanus Toksoid) : vaksin ini dianjurkan pada wanita hamil untuk mencegah tetanus neonatorum (tetanus pada bayi) dan sebaiknya diberikan pada wanita yang tidak melengkapi 3 kali imunisasi dasar atau 10 tahun boster
Hepatitis B : untuk wanita dengan risiko tinggi Hepatitis B (memiliki > 1 pasangan seksual dalam 6 bulan terakhir, memiliki riwayat Penyakit Menular Seksual, penggunaan narkoba suntik)
Influenza (Inaktif) : vaksin ini dapat mencegah penyakit serius pada ibu hamil namun sebaiknya diberikan setelah minggu ke-14
Jenis imunisasi yang dipertimbangkan diberikan pada wanita hamil dengan pajanan infeksi spesifik
- Pneumokokus : diberikan pada triwulan kedua atau ketiga pada wanita dengan risiko tinggi infeksi pneumokokus atau dengan penyakit kronik (wanita dengan gangguan jantung, paru, atau penyakit hati; penurunan kekebalan tubuh; diabetes)
- Rabies : direkomendasikan bagi mereka yang terpajan dengan rabies
- Hepatitis A : belum banyak penelitian mengenai keamanan imunisasi ini selama kehamilan, namun risikonya rendah (karena vaksin berasal dari virus inaktif)
- Vaksin Polio Oral & Vaksin Polio Inaktif
Jenis imunisasi yang tidak direkomendasikan pada wanita hamil
- MMR (Mumps, Measles, Rubella) : merupakan kontraindikasi bagi kehamilan karena kemungkinan risiko kelainan bawaan pada janin. Wanita sebaiknya menunggu selama 3 bulan sebelum hamil setelah menerima vaksin virus hidup ini
- Varisela : tidak dianjurkan selama kehamilan karena kemungkinan infeksi varisela pada janin (vaksin merupakan virus hidup). Diberikan minimal 1 bulan sebelum kehamilan
- HPV (Human Papiloma Virus) : memiliki kaitan efek samping terhadap janin dan ibu hamil. Data vaksinasi pada wanita hamil terbatas
Efek samping imunisasi
Efek samping bervariasi baik reaksinya maupun waktu terjadinya efek samping.
- Hepatitis A : nyeri dan kemerahan di tempat suntikan, sakit kepala, kelelahan, reaksi alergi
- Hepatitis B : nyeri di tempat suntikan, demam
- Influenza : kemerahan dan bengkak pada tempat suntikan yang dapat berlangsung hingga 2 hari, demam
- Tetanus-difteri : demam, nyeri dan bengkak di tempat suntikan
- MMR : rash, pembengkakan kelenjar getah bening leher, nyeri dan kaku pada sendi 1 atau 2 minggu setelah vaksinasi
- Varisela : demam, nyeri dan kemerahan di tempat suntikan, rash sampai 3minggu setelah imunisasi
- Pneumokokus : demam, nyeri di tempat suntikan
- Vaksin Polio Oral : tidak ada
- Vaksin Polio Inaktif : kemerahan, rasa tidak nyaman di tempat suntikan
Yang Harus Diperhatikan :
- Semua vaksin yang mengandung bakteri / virus hidup tidak dianjurkan bagi wanita hamil, kehamilan sebaiknya dicegah untuk 28 hari setelah penyuntikan vaksin hidup (varisela, MMR, BCG) namun vaksinasi virus hidup < 28 hari sebelum kehamilan bukan alasan untuk mengakhiri kehamilan
- Vaksin virus / bakteri mati dapat diberikan pada wanita hamil namun waktu ideal untuk pemberian tergantung dari waktu konsepsi
- Kehamilan tidak mengganggu efisiensi dari vaksin
Imunisasi pada Wanita Hamil
Agen Imunobiologi | Tipe Agen Imunisasi | Indikasi Imunisasi selama Kehamilan | Kontra indikasi | Jadwal Dosis | Keterangan |
Tetanus Toksoid | Toksoid | X | Diberikan 3 kali, 2 terakhir ketika hamil | ||
Hepatitis A | Vaksin virus inaktif | Dua dosis | Direkomendasikan pada wanita dengan risiko tinggi | ||
Hepatitis B | Hepatitis B imunoglobulin | X | Tergantung pajanan | Umumnya diberikan dengan vaksin virus Hepatitis B, bayi baru lahir yang terpajan membutuhkan profilaksis | |
Influenza (inaktif) | Vaksin virus inaktif | X (musim influenza) | Dosis tunggal IM | ||
MMR(campak, gondong, rubella) | Vaksin virus hidup | X | Dosis tunggal, Subkutan | Vaksinasi terhadap wanita risiko tinggi sebaiknya dilakukan setelah melahirkan, imunisasi sebelum kehamilan | |
Varisela (cacar air) | Varisela-zoster imunoglobulin | X | Dosis tunggal IM dalam 96 jam setelah pajanan | Imunisasi sebelum kehamilan | |
Pneumokokus | Vaksin polivalen polisakarida | Dosis tunggal SC atau IM | Direkomendasikan pada wanita dengan risiko tinggi | ||
Rabies | Vaksin virus mati | Direkomendasikan pada wanita dengan risiko tinggi | |||
Polio | Virus hidup (oral) dan vaksin virus inaktif (SK) | X | Oral dan subkutan | Direkomendasikan untuk wanita hamil yang bepergian ke daerah endemis |
0 komentar:
Post a Comment