Subscribe:

Tentang Template :

Hanya Tiga Persen Kesertaan Pria Ber-KB di Indonesia

Deputi Bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga BKKBN Pusat, Drs Imam Haryadi mengatakan, kesertaan pria indonesia untuk ber-KB sangat rendah hanya sekitar tiga persen.


"Yang tiga persen tersebut menggunakan kondom 0,7 persen, vasektomi 0,4 persen, senggama terputus 0,8 persen dan pantang berkala 1,1 persen," katanya dihadapan peserta Lokakarya KIE bagi anggota DPRD Nusa Tenggara Barat (NTB) di Mataram, Senin.


Angka tersebut jauh lebih rendah dibandingkan dengan angka kesertaan KB pria di negara Islam, seperti di Pakistan mencapai 5,2 persen, Bangladesh 13,9 persen dan Malaysia sebesar 16,8 persen.


Rendahnya penggunaan kontrasepsi oleh pria tersebut disebabkan oleh terbatasnya macam dan jenis alat kontrasepsi lali-laki. Faktor lain adalah rendahnya pengetahuan dan pemahaman tentang hak-hak dan kesehatan produksi.



Dikatakannya, masalah reproduksi masih dianggap tabu karena faktor adat, nilai, budaya dan agama. Selain itu pusat atau lembaga konseling hak-hak kesehatan produksi bagi remaja masih terbatas jangkauannya dan mutunya masih rendah.


Dengan demikian, orang tua, remaja khususnya pria maupun masyarakat tidak memiliki pengetahuan tentang kesehatan reproduksi secara benar. Hal tersebut mengakibatkan persiapan kehidupan berkeluarga dan perilaku reproduksi yang bertanggung jawab yang seharusnya sudah diajarkan sejak masa remaja tidak dapat dilakukan.


Selain itu, katanya, banyak remaja yang berperilaku menyimpang tanpa menyadari akibatnya terhadap kesehatan reproduksi mereka. Dikatakannya, pelayanan KB belum sepenuhnya berkualitas dan memenuhi hak-hak kesehatan
reproduksi dan pasangan yang menginginkannya.


Berbicara tentang kesejahteraan akseptor, dia menjelaskan, upaya untuk meningkatkan ekonomi keluarga miskin adalah memberikan bantuan modal usaha melalui Takesra untuk kegiatan usaha produktif. "Usaha tersebut diberikan melalui kelompok Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga Sejahtera (UPPKS), namun dalam kenyataannya hanya sekitar 50 persen dari kelompok UPPKS yang berkembang," kata Imam.