Subscribe:

Tentang Template :

Awas, Bahaya Kanker Kolon!

Amatlah wajar bila orang takut terkena penyakit kanker termasuk kanker kolon (kanker usus besar).


Maka segeralah melakukan pencegahan sedini mungkin dengan detoksifikasi.

Penyakit kanker kolon memang merupakan penyakit kanker yang sering dijumpai. Bahkan di Amerika Serikat penyakit kanker kolon merupakan penyakit kanker peringkat ketiga yang sering dijumpai. Di Indonesia penyakit kanker kolon juga termasuk sepuluh penyakit kanker yang sering dijumpai. Sekitar 90 persen penderita yang didiagnosis kanker kolon di Amerika Serikat berusia di atas 50 tahun meski terdapat juga penderita kanker kolon yang berusia jauh lebih muda. Penyakit kanker kolon seperti juga penyakit kanker lainnya merupakan penyakit akibat perubahan gen. Riwayat kanker kolon pada keluarga meningkatkan risiko kanker kolon. Selain itu, polip pada usus, radang kolon (kolitis) juga dianggap meningkatkan risiko penyakit kanker ini. Risiko pada perempuan dan laki-laki lebih kurang sama.
Gejala kanker kolon adalah perubahan pada buang air besar, terdapat darah pada buang air besar, nyeri perut, penurunan berat badan dan disertai rasa badan lemah. Pemeriksaan yang dapat dilakukan untuk mendiagnosis penyakit kanker ini selain pemeriksaan klinis (riwayat penyakit dan pemeriksaan fisik) adalah pemeriksaan laboratorium dan kolonoskopi. Pemeriksaan kolonoskopi dilakukan dengan memasukkan pipa lentur yang dilengkapi dengan kamera dan jarum biopsi. Melalui pemeriksaan ini selaput lendir usus besar dapat dilihat dan bagian yang mencurigakan dapat dipotret serta dibiopsi (diambil sedikit jaringan). Pemeriksaan kolonoskopi relatif aman, tidak berbahaya, hanya memang pemeriksaan ini tidak menyenangkan. Cara lain untuk menunjang diagnosis kanker kolon adalah dengan enema barium. Pada pemeriksaan ini dimasukkan barium ke dalam usus besar melalui anus kemudian dilakukan foto rontgen. Pemeriksaan ini dapat mendeteksi kanker dan polip yang besarnya melebihi satu cm. Kelemahan pemeriksaan ini adalah pada pemeriksaan ini tak dapat dilakukan biopsi.

Kanker kolon dianggap merupakan penyakit kanker yang perjalanannya lambat karena itu masyarakat dianjurkan melakukan deteksi dini. Deteksi dini dapat dilakukan dengan pemeriksaan darah dalam tinja dan kolonoskopi. Diharapkan dengan cara ini bila terdapat kanker kolon akan didiagnosis pada tahap dini.

Terapi kanker kolon pada tahap dini memberikan hasil yang baik. Terapi pada tahap dini adalah operasi. Bila lokasi kanker dekat anus mungkin dilakukan kolostomi menetap (pembuatan lubang di dinding perut untuk menyalurkan tinja dari kolon). Bila kanker kolon ditemukan pada tahap lanjut selain operasi diperlukan cara pengobatan lain misalnya kemoterapi. Hasil pengobatan pada tahap lanjut kurang memuaskan.

0 komentar:

Post a Comment