Subscribe:

Tentang Template :

Keguguran

Keguguran tergolong momok yang menakutkan bagi kaum ibu. Setelah peristiwa menyedihkan itu, apa sih yang boleh dilakukan dan yang harus dihindari? Karena, terkadang akibat ketidaktahuan kita malah memberikan dampak yang lebih buruk. Keguguran adalah sebuah pengalaman yang tidak mengenakkan.


Apalagi bagi kaum ibu yang sudah lumayan lama menunggu kehadiran sang buah hati. Namun, janganlah berlarut-larut tenggelam dalam kesedihan. Cobalah untuk mencari tahu, apa penyebabnya dan apa yang sebaiknya harus dilakukan


Keguguran atau abortus adalah berakhirnya kehamilan sebelum usianya mencapai 20 minggu atau dimana janin memiliki berat di bawah 500 gram.


Menurut dr. Kanadi Sumapraja Sp.OG., ada dua jenis keguguran yakni yang dikenali dan tidak dikenali. Keguguran yang dikenali terjadi pada wanita yang telah mengetahui dan membuktikan dirinya hamil. Sedangkan keguguran yang tidak dikenali, terjadi pada wanita yang belum mengetahui dirinya hamil. Ini dapat terjadi pada wanita yang menstruasinya datang sedikit terlambat. Bisa jadi, si wanita mengira sekadar menstruasi biasa padahal telah terjadi keguguran.



Kejadian keguguran yang dikenali, menurut Kanadi, memiliki angka yang lumayan tinggi yakni, satu dari enam wanita yang telah dinyatakan hamil. Bahkan bila digabungkan dengan yang tidak dikenali dapat mencapai 50 persen lebih.


PENYEBAB KEGUGURAN
Penyebab keguguran ada dua yakni kelainan yang berasal dari janin atau ibu sendiri. Bila berasal dari janin, biasanya karena faktor kelainan kromosom (pembawa sifat di dalam inti sel yang diturunkan dari ayah dan ibu kepada anaknya). Ini dapat berupa kelainan bentuk atau jumlahnya yang tak sesuai. Sedangkan kelainan yang berasal dari ibu umumnya diakibatkan karena kebiasaan merokok, mengonsumsi minuman beralkohol, minum obat-obatan yang dapat membahayakan kandungan, atau terkena pengaruh radiasi serta polusi. Bisa juga akibat kondisi rahim yang kurang baik atau akibat pengaruh kadar hormonal yang kurang baik pada si ibu. Perhatian lebih patut diberikan pada kejadian keguguran berulang. Keguguran berulang, tandas Kanadi, “Adalah keguguran sebanyak tiga kali atau lebih secara beruntun.” Penyebab terbesar pada keguguran berulang, tambah dokter dari Bagian Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran UI, adalah terjadinya kelainan pada sistem pembekuan darah atau sistem kekebalan tubuh ibu, dan selanjutnya secara berurutan adalah akibat gangguan hormonal, kelainan bentuk rahim, dan kelainan kromosom.


USIA RAWAN KEGUGURAN Menurut Kanadi, ibu harus waspada terhadap usia rawan keguguran, yaitu di atas 35 tahun. Wanita yang telah mencapai usia itu harus berpikir masak sebelum memutuskan untuk hamil. Kebanyakan penyebabnya adalah masalah kelainan kromosom. Risiko keguguran memang semakin bertambah seiring dengan pertambahan umur. Jadi, wanita yang berusia 35 tahun memiliki risiko keguguran lebih tinggi dibanding wanita yang berusia 30 tahun. Apalagi jika usianya di atas 40 tahun.


Selain itu, wanita yang telah mengalami keguguran beruntun sebanyak dua kali akan memiliki peluang keguguran hingga 35 persen pada kehamilan berikutnya. Angka itu semakin bertambah hingga 50 persen pada kehamilan keempat atau pada wanita yang telah mengalami keguguran hingga tiga kali berturut-turut. Jadi, waspadalah sebelum memutuskan kehamilan berikutnya.


Menurut Kanadi, ibu harus waspada terhadap usia rawan keguguran, yaitu di atas 35 tahun. Wanita yang telah mencapai usia itu harus berpikir masak sebelum memutuskan untuk hamil. Kebanyakan penyebabnya adalah masalah kelainan kromosom. Risiko keguguran memang semakin bertambah seiring dengan pertambahan umur. Jadi, wanita yang berusia 35 tahun memiliki risiko keguguran lebih tinggi dibanding wanita yang berusia 30 tahun. Apalagi jika usianya di atas 40 tahun. Selain itu, wanita yang telah mengalami keguguran beruntun sebanyak dua kali akan memiliki peluang keguguran hingga 35 persen pada kehamilan berikutnya. Angka itu semakin bertambah hingga 50 persen pada kehamilan keempat atau pada wanita yang telah mengalami keguguran hingga tiga kali berturut-turut. Jadi, waspadalah sebelum memutuskan kehamilan berikutnya.


PENANGANAN PASCAKEGUGURAN
Berikut beberapa hal yang patut diperhatikan, bila Anda telah mengalami keguguran.




  1. Beristirahatlah Istrirahat berguna untuk mengurangi kelelahan fisik dan psikologis setelah dilakukan kuret. Kuret adalah pembersihan sisa-sisa jaringan yang ada dalam rahim. Menurut Kanadi, pemulihan fisik sangat bergantung pada usia kehamilan, atau ada tidaknya komplikasi saat tindakan. Umumnya,jika tidak terjadi komplikasi waktu pemulihannya antara satu hingga dua minggu. “Tidak perlu istirahat total di tempat tidur. Istirahat dapat diperpanjang sesuai saran dokter, bila ada gejala infeksi atau pendarahan setelah tindakan kuret. Sebaiknya lakukan aktivitas sehari-hari seperti biasanya. Diharapkan, peredaran darah akan lancar dan bentuk rahim kembali normal seperti sediakala. Hanya saja, hindari aktivitas yang terlalu banyak membutuhkan tenaga. Namun, bila ibu malas beraktivitas malah dapat memperlama masa pemulihan.

  2. Lakukan komunikasi dengan pasangan Komunikasikan dengan pasangan, apa rencana selanjutnya. Jangan tenggelam dalam kesedihan dan menyalahkan diri sendiri, karena belum tentu penyebabnya berasal dari ibu.

  3. Merencanakan untuk hamil kembali Para ahli memang merekomendasikan untuk menunggu paling tidak satu kali siklus haid sebelum mencoba untuk hamil kembali. Namun, setelah keguguran kesuburan akan segera datang dalam waktu antara dua hingga empat minggu. Hal ini berbeda dengan wanita yang baru melahirkan dan menyusui, di mana terjadi pengeluaran hormon prolaktin (hormon untuk menyusui) yang dapat menghambat kesuburan.

  4. Lakukan pemeriksaan ke dokter Bagi yang merencanakan kehamilan berikut, segera lakukan pemeriksaan ke spesialis kandungan. Terutama, untuk yang telah mengalami keguguran sedikitnya dua kali secara beruntun. Semakin sering terjadi keguguran berulang, maka risiko untuk keguguran pada kehamilan berikutnya cukup tinggi. Umumnya dokter akan melakukan pemeriksaan bentuk rahim, serta mengevaluasi kondisi hormonal dan sistem kekebalan tubuh Anda.

  5. Yang tak kalah penting adalah melakukan wawancara demi mengetahui bila ada kelainan kromosom dari keluarga kedua belah pihak. Bila Anda baru sekali mengalami keguguran dan terjadi pada trimester pertama, umumnya penyebabnya adalah kelainan kromosom. Apabila diakibatkan karena kelainan jumlah kromosom, maka Anda tak perlu khawatir, karena kemungkinan untuk berulang tidaklah terlalu besar. Hal ini akibat kesalahan pembagian kromosom selama proses pembelahan sel saat pembuahan terjadi. Namun, apabila ditemukan kelainan bentuk kromosom, maka akan sulit untuk dilakukan perbaikan, sehingga keguguran dapat kembali berulang.

  6. Memasang alat kontrasepsi Jika Anda tak ingin cepat-cepat hamil lagi, segera pasang alat kontrasepsi. Bahkan, bila perlu langsung setelah kuret. Alat kontrasepsi dapat langsung dipasang atau diberikan seusai tindakan kuret, tak perlu menunggu hingga masa menstruasi tiba. Alat atau jenis kontrasepsi yang dapat diberikan setelah keguguran adalah Pil KB, KB suntik, susuk atau alat kontrasepsi dalam rahim (spiral).

  7. Waspadai demam Bila setelah kuret, ibu demam menggigil, sakit sekitar perut, kram atau sakit punggung, mengalami pendarahan berlebihan atau terdapat pengeluaran cairan dari vagina yang berbau busuk, segeralah kembali ke dokter. Jangan ditunda. Siapa tahu telah terjadi komplikasi.

0 komentar:

Post a Comment