Subscribe:

Tentang Template :

Rambut Rontok Pasca Melahirkan? Berikut Penyebab dan Tips Mengatasinya


Ada semacam mitos yang mengatakan bahwa wanita akan sehat kembali hanya dalam enam minggu setelah proses melahirkan bayi. Padahal, perubahan hormonal dan fisik masih terjadi sampai beberapa bulan berikutnya. Salah satu contoh perubahannya adalah rambut rontok pasca melahirkan yang bisa terjadi selama tiga sampai enam bulan setelah melahirkan.

Setelah semua usaha dan kejutan yang terjadi selama kehamilan, melahirkan, dan periode awal bayi lahir, para ibu sangat berharap bahwa mereka telah melewati klimaksnya. Sebagai akibatnya, mereka akan sangat terkejut ketika mereka menemukan tumpukan rambut di tangan mereka saat mereka keramas, rambut yang ikut terguyur air saat menggunakan shower atau sisir rambut yang dipenuhi oleh ribuan helai rambut.

Perubahan hormonal saat kehamilan membuat rambut anda tampak lebih cantik. Rambut menjadi lebih berkilau, lebih halus, lebih tebal. Ujung rambut tidak bercabang. Rambut tidak rontok. Bahkan warna rambut juga bisa berubah. Rambut yang lurus bisa menjadi bergelombang atau rambut bergelombang bisa menjadi lurus. Wanita biasanya kehilangan 100 helai rambut tiap harinya. Semua rambut tersebut tidak rontok selama masa kehamilan. Umumnya antara 3 sampai 6 bulan setelah melahirkan anda akan menemukan jumlah rambut yang rontok bertambah – bahkan kadang anda akan menemukan rambut rontok sebanyak satu genggaman tangan !

Apa Yang Menyebabkan Rambut Rontok Pasca Melahirkan?

Siklus pertumbuhan rambut yang normal dibedakan dalam dua fase – fase pertumbuhan dan fase istirahat. Siklus pertumbuhan berlangsung selama 3 tahun dan fase istirahat berlangsung sekitar 3 bulan. Durasi ini sangat berbeda-beda dari satu orang ke orang yang lainnya. Umumnya 85-95% rambut masih dalam fase pertumbuhan. Selama masa istirahat, rambut akan berada di folikel sampai rambut tersebut didorong keluar oleh rambut baru yang tumbuh. Akan tetapi, selama kehamilan, hormon merangsang pertumbuhan rambut dan persentasenya.

Dengan adanya proses kelahiran, lebih banyak jumlah rambut-rambut yang memasuki fase istirahat dan rambut-rambut tersebut akan terdorong keluar antara 3 sampai 6 bulan setelah melahirkan. Kebanyakan wanita akan mendapatkan siklus pertumbuhan rambut yang normal kembali 6 – 12 bulan setelah melahirkan.

Tips untuk merasa nyaman dengan rambut anda
  • Cobalah gaya rambut yang bagus
  • Cobalah beberapa gaya yang berbeda
  • Gunakan shampoo dan kondisioner yang baik kualitasnya
  • Coba gunakan produk berbeda yang akan membuat rambut anda mengembang
  • Hindari menggunakan sikat atau sisir rambut yang akan menarik dan menekan rambut
  • Konsumsi protein yang cukup dan minum suplemen vitamin
Nutrisi untuk Kesehatan Rambut
  • Biotin : daging, kacang kering, biji-bijian
  • B6 : daging, kacang-kacangan, biji-bijian
  • Asam omega 3 : salmon, biji-bijian, kacang makadamia, kenari
  • Tembaga : biji-bijian, buah kering, almon, sayuran
  • Zinc : biji-bijian, sayuran, daging, makanan laut
  • Jika anda termasuk dalam 50 persen wanita yang mengalami hal ini, ingatlah bahwa hal ini hanyalah bersifat sementara saja dan kabar baiknya adalah setiap ada rambut yang rontok, akan ada rambut baru yang tumbuh.

Sumber : bidanku.com

7 Hal Yang Perlu Diperhatikan Ibu Hamil Saat Ingin Pergi Liburan

Musim liburan tiba. Bagi Anda yang tengah hamil biasanya khawatir untuk liburan bersama keluarga karena harus melakoni perjalanan jauh dengan pesawat atau mobil. Meski sedang hamil, bukan berarti Anda tidak bisa pergi berlibur. Liburan di saat hamil bisa jadi kesempatan Anda relaksasi sejenak sebelum nantinya sibuk mengurus bayi.


Travelling sebenarnya aman-aman saja dilakukan saat hamil. Kecuali dokter memang merekomendasikan Anda untuk tidak berpergian dulu karena mengalami hamil yang berisiko keguguran. Menurut American College of Obstertrics and Gynecology (ACOG), waktu paling tepat untuk berlibur saat hamil adalah ketika kehamilan berada di antara usia 18-24 minggu.


Untuk Anda yang kehamilannya tidak berisiko dan ingin berlibur, tetap ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Berikut ini tips untuk ibu hamil yang ingin berlibur seperti dipaparkan Disney Family dan Baby Center :


1. Camilan Sehat
Apapun pilihan transportasi Anda entah itu pesawat, kapal laut, atau mobil, Anda tetap harus membawa makanan atau camilan sendiri. Jangan mengandalkan makanan di pesawat atau membeli di jalan. Sebagian besar makanan di pesawat tidak bisa dikategorikan sehat dan makanan jenis fast food kurang baik untuk kehamilan. Jadi bawalah camilan sehat seperti edamame, biskuit, pisang, apel, dan buah-buahan lainnya yang Anda sukai. Yang juga tidak boleh dilupakan adalah jangan sampai dehidrasi. Bawa botol minuman kemanapun pergi dan minumlah dengan teratur.


2. Sepatu yang Nyaman
Bagi wanita, tampil gaya dalam situasi apapun termasuk liburan merupakan hal yang penting. Tapi bukan berarti Anda jadi lupa pada keselamatan sehingga memilih menggunakan high heels atau sepatu lainnya yang membuat kaki sakit dan tubuh jadi tidak nyaman. Saat liburan, bawa alas kaki yang nyaman, entah itu wedges yang tidak terlalu tinggi atau flat shoes. Jika dalam liburan tersebut banyak agenda berjalan kaki, sebaiknya bawa juga sepatu yang mengikuti kontur kaki seperti sepatu olahraga.


3. Bawaan Jangan Terlalu Berat
 Meskipun bisa mengandalkan suami, tapi tetap saja Anda harus mempersiapkan diri dalam urusan membawa barang bawaan. Usahakan barang bawaan yang menjadi tanggungjawab Anda tidak terlalu berat dan banyak. Jika Anda travelling harus berpindah-pindah tempat atau berganti-ganti pesawat, tentu barang bawaan yang berat dan banyak ini bisa membuat Anda mudah lelah.


4. Bantal
Kalau Anda berencana liburan dengan naik mobil ke tempat tujuan, jangan lupa untuk membawa bantal yang nyaman. Namun kalau pergi naik pesawat tidak perlu membawa bantal tersebut. Jangan sungkan untuk meminta bantal ekstra saat pesawat sudah terbang. Menaruh bantal di bawah kaki atau di belakang bahu selama perjalanan bisa membuat ibu hamil lebih nyaman.


5. Hemat Energi
 Meskipun hamil bukan berarti aktivitas Anda menjadi terbatas saat liburan. Anda tetap bisa melakukan berbagai aktivitas seperti naik tangga, ke pantai, museum atau sekadar makan malam. Hanya saja yang perlu diingat, Anda pasti akan lebih mudah lelah ketimbang dulu saat belum hamil. Usahakan Anda punya waktu untuk beristirahat sejenak dari jadwal kegiatan selama liburan. Istirahat di sini bisa dengan mandi, tidur siang atau mengangkat kaki ke atas, membaca di pantai atau hanya sekadar menghabiskan malam dengan tenang di kamar hotel sambil memesan makanan.


6. Manjakan Kaki
Perjalanan ke lokasi liburan baik dengan pesawat ataupun mobil yang membutuhkan waktu lama bisa membuat kaki pegal. Jika Anda pergi dengan mobil, usahakan sesekali menyempatkan diri untuk beristirahat dan melakukan peregangan. Sedangkan kalau naik pesawat, kereta atau bus, jika ada kursi kosong di dekat Anda, angkat kaki ke atas kursi sesekali. Saat terbang, sebaiknya juga lepskan alas kaki dan pakai kaus kaki yang tidak terlalu tebal sehingga memudahkan Anda jika mau berjalan-jalan.


7. Menghindari Infeksi Jamur
Wanita hamil lebih berisiko terkena infeksi jamur jika berpergian ke tempat yang iklimnya terlalu panas, lembab. Untuk melakukan pencegahan, gunakan busana yang ringan dan tidak terlalu ketat sehingga tubuh bisa bernafas. Sebaiknya janan pakai jaket tebal atau celana yang ketat. Setelah berenang, segera ganti swimsuit yang basah. Sebelum berangkat liburan, konsultasikan dengan dokter kandungan tentang obat anti jamur apa yang bisa dibawa untuk berjaga-jaga.





Sumber : rahasiakeluarga.com

Sulitnya Memberi Adik untuk si Kecil


Ingin menambah momongan lagi, tapi kok susah sekali ya ? Mungkin Bunda mengalami apa yang dinamakan infertilitas sekunder.

Infertilitas sekunder adalah kondisi dimana seorang wanita mengalami kesulitan saat ingin hamil lagi. Resiko infertilitas sekunder bisa dialami pasangan manapun dengan rentang usia 20 - 34 tahun (usia produktif) dan di atas 35 tahun (melewati usia produktif). Bahkan, pasangan yang sehat dan tidak memiliki gangguan reproduksi apapun bisa mengalaminya.


Penyebab dari infertilitas sekunder ini bermacam-macam. Berdasarkan penelitian dari Human Fertilization and Embriology Authority, tahun 2009 di Amerika Serikat, penyebab tertinggi dikarenakan jumlah sperma yang rendah dan adanya gangguan reproduksi pada pria (32%). Kerusakan saluran telur (Tuba Falopi) juga menjadi salah satu pemicunya. Begitu pula dengan gangguan fungsi indung telur dan rahim.


Namun, Bunda tak perlu cemas berlebihan bila dokter menyatakan positif infertilitas sekunder. Sebagai tindakan awal biasanya dokter akan melakukan tes darah untuk mengetahui kadar hormon Bunda. Ada beberapa tindakan yang dapat dilakukan dokter, seperti :
Laparoskopi 
Laparoskopi ini dilakukan pada wanita yang terdiagnosis memiliki masalah di saluran indung indung telur dan rahim. Tindakan operasi bisa dilakukan untuk membuang endometriosis dan membuka jalannya saluran indung telur.
Histeroskopi 
Hampir sama dengan Laparoskopi, Histeroskopi juga dilakukan dengan operasi untuk membuang Polip, Tumor dan membuka saluran tuba falopi yang tersumbat.
Terapi Obat
Bunda akan diberikan beberapa jenis obat untuk mengembalikan siklus menstruasi yang mempengaruhi masa ovulasi Bunda. Ada juga obat yang diberikan untuk menambah jumlah sel telur.
Inseminasi
Inseminasi dikenal juga dengan istilah “cuci sperma”. Dokter akan mengambil sperma suami dan melakukan beberapa tindakan untuk mensterilkan sperma. Saat Bunda memasuki masa ovulasi, sperma akan dimasukkan ke dalam rahim Bunda.
Donasi Sperma 
Mungkin hal ini belum diterima masyarakat Indonesia khususnya. Di negara-negara eropa hal ini lumrah dilakukan. Seorang wanita mendapat donasi sperma dari pria lain yang bukan suaminya.




Sumber : Infobunda